Harga Cabai Bawang Merah Naik, Pedagang Keluhkan Pasokan

Harga cabai mengalami lonjakan tajam di sejumlah pasar tradisional sejak awal pekan ini, seiring naiknya harga bawang merah yang turut membebani pedagang. Di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, pedagang mengaku kewalahan karena pasokan dari daerah sentra pertanian menurun drastis. Kenaikan ini terjadi tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, dan Medan. Lonjakan harga ini memengaruhi daya beli masyarakat, sementara pedagang mengeluhkan kerugian akibat penurunan volume pembelian. Beberapa dari mereka bahkan mengurangi jumlah stok demi menghindari pembusukan. Di sisi lain, konsumen mulai beralih ke alternatif bumbu dapur untuk menyiasati pengeluaran harian yang semakin tinggi.

Harga Cabai dan Bawang Merah Melonjak Bersamaan

Kondisi cuaca yang tidak menentu dan distribusi logistik yang terganggu memicu kelangkaan stok di pasar. Petani dari sentra produksi seperti Brebes dan Garut mengaku mengalami gagal panen akibat hujan lebat dan serangan hama. Akibatnya, pasokan ke pedagang menurun tajam, sedangkan permintaan tetap tinggi menjelang akhir bulan.

Berikut dampak yang dirasakan pelaku pasar:

  • Pedagang mengurangi volume pembelian untuk meminimalisir kerugian

  • Harga cabai rawit merah menembus Rp 120.000 per kilogram

  • Bawang merah naik hingga Rp 70.000 per kilogram di beberapa daerah

  • Konsumen rumah tangga memilih membeli dalam jumlah kecil

Selain itu, beberapa distributor mengaku kesulitan memperoleh barang dari petani karena jarak tempuh dan kenaikan ongkos kirim.

Pasar Tradisional Tertekan, Pembeli Menurun

Banyak pedagang mengeluhkan turunnya jumlah pembeli secara signifikan. Seiring kenaikan harga, konsumen memilih menunda belanja atau mencari bahan pengganti. Pedagang juga tidak mampu menyesuaikan harga terlalu tinggi karena khawatir kehilangan pelanggan tetap.

Situasi ini menunjukkan beberapa kecenderungan:

  • Konsumen lebih memilih pasar modern untuk mencari harga promosi

  • Pedagang skala kecil kesulitan menjaga perputaran modal

  • Aktivitas tawar-menawar meningkat di pasar tradisional

  • Permintaan terhadap produk bumbu instan mengalami kenaikan

Dengan kondisi ini, pelaku usaha kecil berharap adanya intervensi dari pemerintah dalam bentuk subsidi logistik atau operasi pasar.

Strategi Bertahan di Tengah Keterbatasan

Sebagian pedagang mencoba beradaptasi dengan menjual paket kecil atau memodifikasi strategi penjualan. Mereka juga menjalin kerja sama langsung dengan petani untuk memangkas rantai distribusi. Meskipun tidak semua berhasil, langkah-langkah ini cukup membantu mengurangi tekanan biaya operasional.

Beberapa langkah yang mulai diterapkan:

  • Menjual cabai dan bawang merah dalam kemasan kecil

  • Meningkatkan promosi melalui media sosial

  • Memanfaatkan sistem pre-order untuk pelanggan tetap

  • Menjalin kemitraan langsung dengan kelompok tani lokal

Melalui pendekatan ini, pedagang berharap dapat menjaga kestabilan usaha mereka meskipun situasi pasar belum menunjukkan tanda-tanda membaik.